Langsung ke konten utama

Cara Hitung Kebutuhan Semen dan Pasir pada Plesteran


Pekerjaan plesteran dinding dilakukan setelah pemasangan batubata rampung. Tujuan dari pekerjaan ini adalah untuk menutupi susunan batubata sehingga pasangannya menjadi lebih kuat, kokoh, dan rapi. Jadi kualitas plesteran secara langsung turut mempengaruhi daya tahan yang dimiliki oleh suatu dinding bangunan.
Pada prinsipnya, pekerjaan plesteran dilakukan dengan menempelkan adukan plester ke dinding batubata. Setelah itu, lapisan plesteran tersebut dipadatkan sedemikian rupa menggunakan alat semacam mistar hingga permukaannya benar-benar rata. Adapun adukan untuk plesteran ini dibuat dari campuran material yang terdiri atas semen, pasir, dan air.
menghitung-kebutuhan-plesteran.jpg
Untuk menghitung kebutuhan semen dan pasir yang diperlukan pada plesteran sebenarnya tidak terlalu sulit. Kita hanya perlu menerapkan rumus perhitungan memakai sistem perkalian yang sederhana. Meskipun begitu, dalam penghitungannya, Anda tetap perlu memegang standar keamanan untuk pekerjaan plesteran yang berlaku.

Berdasarkan SNI 2008, terdapat tiga macam komposisi perbandingan semen (PC) dan pasir (PP) yang digunakan untuk membuat adukan plester. Di antaranya 1 PC: 4 PP, 1 PC : 5 PP, dan 1 PC : 6 PP. Sedangkan ukuran ketebalan plesteran yang biasa dibuat adalah sekitar 15 mm.
Nah, berikut Arafuru bagikan detail cara perhitungan untuk mengetahui total semen dan pasir yang dibutuhkan dalam memplester dinding bangunan.
A. Plesteran 1 PC : 4 PP
Di dalam SNI 2008 disebutkan bahwa pembuatan adukan plester menggunakan perbandingan 1 PC : 4 PP membutuhkan semen 6,24 kg/m2 dan pasir 0,024 m3/m2. Jadi untuk menghitung jumlah semen dan pasir yang diperlukan, Anda tinggal mengalikan ukuran luas bidang yang akan diplester dengan ketentuan di atas.
Sebagai contoh, Anda ingin menerapkan plesteran di dinding yang berukuran 12 x 3 m. Maka jumlah semen yang dibutuhkan adalah 36 x 6,24 = 224,64 kg atau 5,62 sak. Sedangkan kebutuhan total pasir yang diperlukan yaitu 36 x 0,024 = 0,864 m3.
B. Plesteran 1 PC : 5 PP
Di dalam SNI 2008 disebutkan bahwa pembuatan adukan plester menggunakan perbandingan 1 PC : 5 PP membutuhkan semen 5,18 kg/m2 dan pasir 0,026 m3/m2. Jadi untuk menghitung jumlah semen dan pasir yang diperlukan, Anda tinggal mengalikan ukuran luas bidang yang akan diplester dengan ketentuan di atas.
Sebagai contoh, Anda ingin menerapkan plesteran di dinding yang berukuran 11 x 3 m. Maka jumlah semen yang dibutuhkan adalah 33 x 5,18 = 170,94 kg atau 4,27 sak. Sedangkan kebutuhan total pasir yang diperlukan yaitu 33 x 0,026 = 0,858 m3.
C. Plesteran 1 PC : 6 PP
Di dalam SNI 2008 disebutkan bahwa pembuatan adukan plester menggunakan perbandingan 1 PC : 6 PP membutuhkan semen 4,42 kg/m2 dan pasir 0,027 m3/m2. Jadi untuk menghitung jumlah semen dan pasir yang diperlukan, Anda tinggal mengalikan ukuran luas bidang yang akan diplester dengan ketentuan di atas.
Sebagai contoh, Anda ingin menerapkan plesteran di dinding yang berukuran 10 x 3 m. Maka jumlah semen yang dibutuhkan adalah 30 x 4,42 = 132,6 kg atau 3,32 sak. Sedangkan kebutuhan total pasir yang diperlukan yaitu 30 x 0,027 = 0,81 m3.
Perhitungan di atas menggunakan ukuran 1 sak semen memiliki bobot seberat 40 kg.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

CARA MENGHITUNG KEBUTUHAN SEMEN, PASIR, SPLIT DALAM PENGECORAN

Dibuat ringkasan........................................ Menghitung kebutuhan bahan untuk COR (1:2:3) Atau perbandingan  Semen : Pasir : Split = 1 : 2 : 3 Dasar Acuan 1 zak semen = 5 sekop pengki 1 zak semen = 1 dolak = 0,024 m3 (pendekatan ukuran zak semen 50kg = 10cm x 40cm x 60cm) 1 dolak semen : 2 dolak pasir : 3 dolak split atau 0.024 m3 semen : 0.048 m3 pasir : 0.072 m3 split. Nah sekarang misal kita ingin membuat dak dengan ukuran 10 m x 6m dengan tebal 10 cm berapa kebutuhan materialnya jika ingin dibangun dengan mutu beton 1:2:3 ? Volume beton = 10 x 6 x 0.1 = 6 m3 Total campuran tersebut adalah 1+2+3 = 6, itu berarti 1/6 adalah semen, 2/6 adalah Pasir, dan 3/6 adalah split. Maka kebutuhan semen : 6 m3 x 1/6 = 1 m3 ; Pasir : 6 m3 x 2/6 = 2m3 ; Split : 6 m3 x 3/6 = 3 m3 1 m3 semen adalah 1 : 0,024 = 41.6 = 42 zak semen Selanjutnya sudah bisa di perkirakan berapa harga 42 zak semen. 2 kubik pasir. 3 kubik split. Daftar komposisi beton sesuai standar yg berlaku

Cara membuat cor beton K 100, K 125, K 150, K 175, K 200, K 225, K 250, K 275, K 300, K 325, atau K 350. komposisi sesuai SNI DT-91-0008-2007

Proses pembuatan beton harus dilakukan dengan cara yang sedemikian rupa supaya hasilnya berkualitas bagus. Selain workabilitas-nya tinggi, beton yang baik juga perlu mempunyai sifat kohesi yang tinggi pula, khususnya ketika masih dalam kondisi plastis. Hal ini dimaksudkan agar beton tersebut memiliki tingkat kekuatan yang kokoh dan daya tahannya awet. Salah satu caranya adalah dengan menyesuaikan bahan-bahan penyususn adukan beton terhadap lokasi di mana beton tersebut akan dibangun. Pada dasarnya, beton adalah bahan bangunan yang terbuat dari campuran semen, agregat, dan air. Ada dua macam agregat yang biasa digunakan yaitu agregat kasar (kerikil) serta agregat halus (pasir). Kadang-kadang ditambahkan juga zat aditif ke dalam adukan beton untuk tujuan tertentu. Misalnya agar beton cepat mengering, tahan terhadap air, memiliki warna, dan sebagainya. Bagaimana proses suatu beton dibuat? Di bawah ini panduannya  Bahan yang dibutuhkan : Semen Pasir Kerikil Air Alat

Cara Mudah Menghitung Volume Pondasi cor beton

Bagaimana cara menghitung volume pondasi secara matang? Berada di bagian paling dasar, pondasi berfungsi sebagai penopang berdirinya suatu bangunan. Oleh karena itu, kekuatan pondasi pun berpengaruh besar terhadap tingkat kekokohan, keamanan, dan keawetan bangunan yang berdiri tegak di atasnya. Dalam  membuat pondasi , kita harus memperhitungkan aspek-aspek terkait pembangunan pondasi secara matang. Di antaranya ialah volume dari pondasi yang akan dibuat. Hal ini dimaksudkan agar proses pembuatan pondasi bisa berjalan efektif. Bayangkan jika pembangunan dilakukan tanpa perhitungan, besar kemungkinan akan banyak sumber daya yang berakhir sia-sia. Penghitungan Volume Pondasi Pada dasarnya,  pondasi bangunan  memiliki bentuk balok yang memanjang. Jadi volumenya bisa diketahui dari menghitung luas penampang dikalikan dengan panjang pondasi tersebut. Ada dua bentuk penampang pondasi yang banyak dibuat yaitu persegi dan trapesium. Pondasi berpenampang trapesium dinilai le