Langsung ke konten utama

Perbandingan Campuran Adukan Semen dan Pasir


Campuran adukan semen dan pasir merupakan bahan baku utama yang dibutuhkan dalam pendirian suatu bangunan. Adukan ini biasanya digunakan untuk memasang batubata, batako, dan bata ringan. Ada pula adukan plesteran yang ditujukan khusus untuk memplester dinding. Sesuai penamaannya, adukan ini terbuat dari campuran semen dan pasir, kadang-kadang juga ditambahkan split berupa batu kerikil. Mengingat fungsinya yang beranekaragam, maka proses pembuatan adukan tersebut dan komposisinya pun berbeda-beda.
Di bawah ini beberapa ragam dari adukan beserta metode pembuatannya!
1. Adukan untuk Pasangan Batubata
Terdapat dua macam adukan semen dan pasir yang sering digunakan untuk pasangan batubatu. Yang pertama adalah campuran semen dan pasir dengan perbandingan 1:4 untuk membangun dinding yang tertanam di dalam tanah atau bak air. Sedangkan yang kedua ialah campuran semen dan pasir dengan perbandingan 1:6 yang biasanya dimanfaatkan untuk mendirikan tembok yang berdiri di atas permukaan tanah.

2. Adukan untuk Plesteran
Pekerjaan plesteran berfungsi untuk menutup permukaan dinding sehingga konstruksinya lebih kokoh dan tampak rapi. Sama seperti adukan pasangan batubata, ada dua ragam adukan yang biasa digunakan untuk plesteran. Di antaranya yaitu campuran semen dan pasir dengan takaran 1:4 untuk plesteran di dalam tanah, serta campuran semen dan pasir dengan takaran 1:6 untuk plesteran di atas tanah.
3. Adukan untuk Beton
Pada umumnya digunakan rumus 1:2:3 dalam pembuatan adukan untuk beton, di mana 1 bagian untuk semen, 2 bagian untuk pasir, dan 3 bagian untuk split. Komposisi ini sudah terbukti mampu menghasilkan beton yang memiliki kekuatan yang tinggi. Sementara itu, untuk membuat beton yang mempunyai fungsi khusus maka dianjurkan untuk menerapkan komposisi 1 semen : 1,5 pasir : 2,5 split.

Untuk dapat membuat campuran adukan semen dan pasir yang berkualitas bagus, Anda perlu memperhatikan kiat-kiat sebagai berikut :
  1. Simpanlah semen di tempat yang memiliki sirkulasi udara yang lancar. Berikan juga alas di bawah semen untuk menghindari kelembaban yang bisa mengakibatkan semen menjadi keras dan tidak layak digunakan. Jangan pernah pula meletakkan semen di lokasi yang berdekatan dengan air.
  2. Perlu diketahui, ada begitu banyak semen yang dijual di pasaran dengan peruntukkannya masing-masing. Anda perlu menyesuaikan mana semen yang harus dibeli dengan jenis pekerjaan yang akan dilakukan. Misalnya pakailah semen yang khusus ditujukan untuk membanguan saluran irigasi, dam, bendungan, dan bangunan tepi pantai karena semen untuk membanguan rumah tidak memiliki ketahanan yang tinggi terhadap sulfat.
  3. Pastikan Anda mengaduk semen dan pasir hingga tercampur secara merata terlebih dahulu sebelum menambahkan air. Penambahan air sebelum semen dan pasir tercampur justru akan mengakibatkan kualitas dinding yang dihasilkannya pun tidak sama, ada bagian yang kokoh tatapi ada juga yang keropos. Selain itu, usahakan pula Anda memakai air dalam jumlah yang secukupnya.
  4. Gunakan pasir yang bermutu tinggi sebagai bahan pembuatan adukan. Ciri-cirinya antara lain bersifat remah, tidak mengandung tanah, bersih, serta tidak berlumpur. Pemilihan pasir yang salah akan menyebabkan campuran adukan menjadi boros semen dan daya rekatnya rendah.
  5. Sesuaikan antara perbandingan bahan-bahan pembentuk adukan dengan jenis pekerjaannya. Beda lokasi pembangunan biasanya beda pula kebutuhan semen dan pasirnya. Namun pada dasarnya, komposisi bahan-bahan tersebut tetap mengacu pada ragam campuran adukan seperti yang sudah kami jelaskan di atas.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

CARA MENGHITUNG KEBUTUHAN SEMEN, PASIR, SPLIT DALAM PENGECORAN

Dibuat ringkasan........................................ Menghitung kebutuhan bahan untuk COR (1:2:3) Atau perbandingan  Semen : Pasir : Split = 1 : 2 : 3 Dasar Acuan 1 zak semen = 5 sekop pengki 1 zak semen = 1 dolak = 0,024 m3 (pendekatan ukuran zak semen 50kg = 10cm x 40cm x 60cm) 1 dolak semen : 2 dolak pasir : 3 dolak split atau 0.024 m3 semen : 0.048 m3 pasir : 0.072 m3 split. Nah sekarang misal kita ingin membuat dak dengan ukuran 10 m x 6m dengan tebal 10 cm berapa kebutuhan materialnya jika ingin dibangun dengan mutu beton 1:2:3 ? Volume beton = 10 x 6 x 0.1 = 6 m3 Total campuran tersebut adalah 1+2+3 = 6, itu berarti 1/6 adalah semen, 2/6 adalah Pasir, dan 3/6 adalah split. Maka kebutuhan semen : 6 m3 x 1/6 = 1 m3 ; Pasir : 6 m3 x 2/6 = 2m3 ; Split : 6 m3 x 3/6 = 3 m3 1 m3 semen adalah 1 : 0,024 = 41.6 = 42 zak semen Selanjutnya sudah bisa di perkirakan berapa harga 42 zak semen. 2 kubik pasir. 3 kubik split. Daftar komposisi beton sesuai standar yg berlaku

Cara membuat cor beton K 100, K 125, K 150, K 175, K 200, K 225, K 250, K 275, K 300, K 325, atau K 350. komposisi sesuai SNI DT-91-0008-2007

Proses pembuatan beton harus dilakukan dengan cara yang sedemikian rupa supaya hasilnya berkualitas bagus. Selain workabilitas-nya tinggi, beton yang baik juga perlu mempunyai sifat kohesi yang tinggi pula, khususnya ketika masih dalam kondisi plastis. Hal ini dimaksudkan agar beton tersebut memiliki tingkat kekuatan yang kokoh dan daya tahannya awet. Salah satu caranya adalah dengan menyesuaikan bahan-bahan penyususn adukan beton terhadap lokasi di mana beton tersebut akan dibangun. Pada dasarnya, beton adalah bahan bangunan yang terbuat dari campuran semen, agregat, dan air. Ada dua macam agregat yang biasa digunakan yaitu agregat kasar (kerikil) serta agregat halus (pasir). Kadang-kadang ditambahkan juga zat aditif ke dalam adukan beton untuk tujuan tertentu. Misalnya agar beton cepat mengering, tahan terhadap air, memiliki warna, dan sebagainya. Bagaimana proses suatu beton dibuat? Di bawah ini panduannya  Bahan yang dibutuhkan : Semen Pasir Kerikil Air Alat

Cara Mudah Menghitung Volume Pondasi cor beton

Bagaimana cara menghitung volume pondasi secara matang? Berada di bagian paling dasar, pondasi berfungsi sebagai penopang berdirinya suatu bangunan. Oleh karena itu, kekuatan pondasi pun berpengaruh besar terhadap tingkat kekokohan, keamanan, dan keawetan bangunan yang berdiri tegak di atasnya. Dalam  membuat pondasi , kita harus memperhitungkan aspek-aspek terkait pembangunan pondasi secara matang. Di antaranya ialah volume dari pondasi yang akan dibuat. Hal ini dimaksudkan agar proses pembuatan pondasi bisa berjalan efektif. Bayangkan jika pembangunan dilakukan tanpa perhitungan, besar kemungkinan akan banyak sumber daya yang berakhir sia-sia. Penghitungan Volume Pondasi Pada dasarnya,  pondasi bangunan  memiliki bentuk balok yang memanjang. Jadi volumenya bisa diketahui dari menghitung luas penampang dikalikan dengan panjang pondasi tersebut. Ada dua bentuk penampang pondasi yang banyak dibuat yaitu persegi dan trapesium. Pondasi berpenampang trapesium dinilai le