Langsung ke konten utama

Cara Plester Dinding dengan Benar

Bagaimana cara plester dinding yang benar? Memplester adalah pekerjaan merekatkan adukan semen ke dinding agar permukaannya rata. Bahan yang digunakan dalam memplester ialah mortar (plesteran) yang terbuat dari campuran semen, pasir, dan air. Dari segi konstruksi, penerapan plester akan meningkatkan kekuatan dinding dan melindunginya dari kondisi yang ekstrim.

Tujuan utama memplester dinding adalah membuat permukaannya semakin rapi, bersih, dan indah. Plester juga dapat meningkatkan kekuatan dinding dan menyembunyikan kecacatan yang mungkin timbul, serta melindungi dinding dari kondisi cuaca dan iklim yang ekstrim. Dengan adanya plester, permukaan dinding juga tidak cepat kotor, mudah dicat, dan gampang dibersihkan.


Berdasarkan bahan penyusun adukannya, plester dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu plester semen, plester kapur, dan plester tanah liat. Plester semen dibuat dengan mencampur semen dan pasir memakai perbandingan 1:3, 1:4, atau 1:5. Plester kapur adalah plester dari bahan kapur dan pasir, di mana kapur yang dipakai sudah diolah terlebih dahulu. Sedangkan plester tanah liat berasal dari tanah liat yang dicampur jerami atau kotoran sapi, dan biasanya diaplikasikan pada rumah-rumah tradisional.
Di bawah ini petunjuk lengkap dari  tentang cara plester tembok dengan benar.
Alat dan Bahan :
  • Semen
  • Pasir
  • Air
  • Triplek
  • Kawat kecil (opsional)
  • Benang
  • Roskam
  • Jidar
  • Meteran
  • Ember
  • Cetok
  • Kertas bekas sak semen
  • Tangga
Langkah-langkah :
  1. Dirikan dinding bangunan dengan menyusun batubata atau batako sedemikian rupa sesuai perencanaan yang telah ditentukan. Pastikan dinding tersebut terpasang dengan posisi yang benar-benar tegak. Pasalnya hal ini berpengaruh besar terhadap kuantitas adukan yang dibutuhkan, di mana dinding yang rapi lebih hemat dibandingkan tembok yang bengkok.
  2. Buatlah adukan plesteran dari campuran pasir, semen, dan air dengan perbandingan sesuai spesifikasi bangunan yang ingin dibuat. Jangan lupa perhatikan pula contoh adukan yang disarankan pada kemasan sak semen. Penggunaan komposisi bahan bangunan yang tepat akan menghasilkan adukan plester yang memiliki kualitas tinggi.
  3. Sebelum proses pemlesteran dinding dimulai, anda bisa membasahi dinding memakai air secukupnya agar kondisinya menjadi jenuh. Dengan begini, adukan plester pun menjadi lebih mudah menempel pada permukaan dinding.
  4. Siapkan dinding yang akan diplester dengan cara membentangkan benang yang berbandul secara tegak vertikal. Benang ini ditujukan untuk membatasi ruang kerja di dinding sehingga kita bisa befokus pada satu bidang dalam suatu waktu. Ketebalan yang dianjurkan sekitar 1,5-3 cm dengan tetap memperhatikan faktor rata dan tegaknya benang ini.
  5. Langkah di atas bisa diulangi sampai seluruh dinding batubata yang sudah dibangun tertutupi oleh plester. Dalam membentangkan benang sebagai pembatas ruang kerja, anda sebaiknya mengambil lebar antara 1 hingga 1,5 meter supaya pemlesteran bisa semakin terfokus. Sementara untuk memastikan permukaan plester benar-benar rata, selalu gunakan jidar dengan teratur. Hindari bekerja secara terburu-buru karena pasti bakal menghasilkan kualitas plester yang buruk.
  6. Lakukan penyiraman air pada seluruh dinding yang telah diplester selama 7 hari berturut-turut. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan kepadatan plester dan mencegah terjadinya dinding retak. Setelah kondisinya mengering kembali, anda bisa memulai pekerjaan mengaci untuk memperhalus permukaan dinding tersebut.
Selamat bekerja!

sumber : arafuru.com


Komentar

Postingan populer dari blog ini

CARA MENGHITUNG KEBUTUHAN SEMEN, PASIR, SPLIT DALAM PENGECORAN

Dibuat ringkasan........................................ Menghitung kebutuhan bahan untuk COR (1:2:3) Atau perbandingan  Semen : Pasir : Split = 1 : 2 : 3 Dasar Acuan 1 zak semen = 5 sekop pengki 1 zak semen = 1 dolak = 0,024 m3 (pendekatan ukuran zak semen 50kg = 10cm x 40cm x 60cm) 1 dolak semen : 2 dolak pasir : 3 dolak split atau 0.024 m3 semen : 0.048 m3 pasir : 0.072 m3 split. Nah sekarang misal kita ingin membuat dak dengan ukuran 10 m x 6m dengan tebal 10 cm berapa kebutuhan materialnya jika ingin dibangun dengan mutu beton 1:2:3 ? Volume beton = 10 x 6 x 0.1 = 6 m3 Total campuran tersebut adalah 1+2+3 = 6, itu berarti 1/6 adalah semen, 2/6 adalah Pasir, dan 3/6 adalah split. Maka kebutuhan semen : 6 m3 x 1/6 = 1 m3 ; Pasir : 6 m3 x 2/6 = 2m3 ; Split : 6 m3 x 3/6 = 3 m3 1 m3 semen adalah 1 : 0,024 = 41.6 = 42 zak semen Selanjutnya sudah bisa di perkirakan berapa harga 42 zak semen. 2 kubik pasir. 3 kubik split. Daftar komposisi beton sesuai standar yg berlaku

Cara membuat cor beton K 100, K 125, K 150, K 175, K 200, K 225, K 250, K 275, K 300, K 325, atau K 350. komposisi sesuai SNI DT-91-0008-2007

Proses pembuatan beton harus dilakukan dengan cara yang sedemikian rupa supaya hasilnya berkualitas bagus. Selain workabilitas-nya tinggi, beton yang baik juga perlu mempunyai sifat kohesi yang tinggi pula, khususnya ketika masih dalam kondisi plastis. Hal ini dimaksudkan agar beton tersebut memiliki tingkat kekuatan yang kokoh dan daya tahannya awet. Salah satu caranya adalah dengan menyesuaikan bahan-bahan penyususn adukan beton terhadap lokasi di mana beton tersebut akan dibangun. Pada dasarnya, beton adalah bahan bangunan yang terbuat dari campuran semen, agregat, dan air. Ada dua macam agregat yang biasa digunakan yaitu agregat kasar (kerikil) serta agregat halus (pasir). Kadang-kadang ditambahkan juga zat aditif ke dalam adukan beton untuk tujuan tertentu. Misalnya agar beton cepat mengering, tahan terhadap air, memiliki warna, dan sebagainya. Bagaimana proses suatu beton dibuat? Di bawah ini panduannya  Bahan yang dibutuhkan : Semen Pasir Kerikil Air Alat

Cara Mudah Menghitung Volume Pondasi cor beton

Bagaimana cara menghitung volume pondasi secara matang? Berada di bagian paling dasar, pondasi berfungsi sebagai penopang berdirinya suatu bangunan. Oleh karena itu, kekuatan pondasi pun berpengaruh besar terhadap tingkat kekokohan, keamanan, dan keawetan bangunan yang berdiri tegak di atasnya. Dalam  membuat pondasi , kita harus memperhitungkan aspek-aspek terkait pembangunan pondasi secara matang. Di antaranya ialah volume dari pondasi yang akan dibuat. Hal ini dimaksudkan agar proses pembuatan pondasi bisa berjalan efektif. Bayangkan jika pembangunan dilakukan tanpa perhitungan, besar kemungkinan akan banyak sumber daya yang berakhir sia-sia. Penghitungan Volume Pondasi Pada dasarnya,  pondasi bangunan  memiliki bentuk balok yang memanjang. Jadi volumenya bisa diketahui dari menghitung luas penampang dikalikan dengan panjang pondasi tersebut. Ada dua bentuk penampang pondasi yang banyak dibuat yaitu persegi dan trapesium. Pondasi berpenampang trapesium dinilai le