Langsung ke konten utama

Cara Membuat Mortar Bangunan


Proses pembuatan mortar bangunan termasuk susah-susah gampang. Di satu sisi, kita harus menggunakan bahan baku pembuat mortar dengan campuran berdasarkan SNI yang tepat untuk menghasilkan produk yang berkualitas unggul. Namun di sisi lain, karena semua tahap-tahapnya diproses memakai mesin, pekerjaan pun menjadi terasa lebih ringan.
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), mortar adalah campuran dari semen, pasir, dan kapur mati. Namun pada praktiknya, ada banyak sekali material yang dapat dipakai untuk membuat mortar seperti lumpur, semen, kapur, pasir, tras, dan sebagainya. Biasanya adukan ini dimanfaatkan untuk perekat guna menempelkan batu bata, plesteran, acian, render, dan perekat keramik.
cara-membuat-mortar-bangunan.jpg
Sebelum tahap produksi mortar dimulai, perlu diputuskan terlebih dahulu jenis mortar yang akan dibuat. Apakah mortar perekat, mortar plester, mortar acian, mortar render, mortar perekat keramik, atau mortar dengan kegunaan yang lain. Kemudian tentukan pula komposisi bahan-bahan yang membentuk adukan mortar tersebut.

Di bawah ini contoh langkah-langkah pembuatan mortar plester!
Alat yang digunakan :
  • Mixer
  • Hopper
  • Konveyor
  • Skrew Output
  • Timbangan Duduk Semi-otomatis
  • Mesin Jahit Karung
Bahan yang dibutuhkan :
  • Pasir Silika Mes 200
  • Semen Portland Komposit
  • Kapur CaCo3
  • Kimia Additive
Langkah-langkah kerja :
  1. Siapkan terlebih dahulu seluruh alat dan bahan yang telah kami sebutkan di atas. Pastikan semuanya lengkap karena akan berpengaruh besar terhadap proses kerja pembuatan mortar.
  2. Setelah itu, masukkan bahan-bahan pembuat mortar ke dalam mesin mixer. Adapun komposisi mortar plesteran terdiri atas semen serta campuran pasir dan kapur dengan perbandingan 1:4. Sedangkan penambahan zat aditif perlu disesuaikan dengan petunjuk pada kemasannya.
  3. Aduk bahan-bahan di atas menggunakan mesin mixer hingga tercampur secara merata. Proses pengadukan ini biasanya berlangsung kurang lebih selama 40-50 menit.
  4. Berikutnya hasil pengadukan tadi ditampung ke dalam mesin hopper dan diangkut menuju ke tempat pengemasan memakai konveyor. Kemudian mortar yang sudah jadi akan keluar melalui screw output.
  5. Langkah selanjutnya adalah mengemas mortar ke karung yang sudah disediakan. Jangan lupa untuk menimbangnya guna memastikan ketepatan netto mortar yang dibuat.
  6. Akhirnya karung kemasan ini pun dijahit dan telah siap untuk didistribusikan.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

CARA MENGHITUNG KEBUTUHAN SEMEN, PASIR, SPLIT DALAM PENGECORAN

Dibuat ringkasan........................................ Menghitung kebutuhan bahan untuk COR (1:2:3) Atau perbandingan  Semen : Pasir : Split = 1 : 2 : 3 Dasar Acuan 1 zak semen = 5 sekop pengki 1 zak semen = 1 dolak = 0,024 m3 (pendekatan ukuran zak semen 50kg = 10cm x 40cm x 60cm) 1 dolak semen : 2 dolak pasir : 3 dolak split atau 0.024 m3 semen : 0.048 m3 pasir : 0.072 m3 split. Nah sekarang misal kita ingin membuat dak dengan ukuran 10 m x 6m dengan tebal 10 cm berapa kebutuhan materialnya jika ingin dibangun dengan mutu beton 1:2:3 ? Volume beton = 10 x 6 x 0.1 = 6 m3 Total campuran tersebut adalah 1+2+3 = 6, itu berarti 1/6 adalah semen, 2/6 adalah Pasir, dan 3/6 adalah split. Maka kebutuhan semen : 6 m3 x 1/6 = 1 m3 ; Pasir : 6 m3 x 2/6 = 2m3 ; Split : 6 m3 x 3/6 = 3 m3 1 m3 semen adalah 1 : 0,024 = 41.6 = 42 zak semen Selanjutnya sudah bisa di perkirakan berapa harga 42 zak semen. 2 kubik pasir. 3 kubik split. Daftar komposisi beton sesuai standar yg berlaku

Cara membuat cor beton K 100, K 125, K 150, K 175, K 200, K 225, K 250, K 275, K 300, K 325, atau K 350. komposisi sesuai SNI DT-91-0008-2007

Proses pembuatan beton harus dilakukan dengan cara yang sedemikian rupa supaya hasilnya berkualitas bagus. Selain workabilitas-nya tinggi, beton yang baik juga perlu mempunyai sifat kohesi yang tinggi pula, khususnya ketika masih dalam kondisi plastis. Hal ini dimaksudkan agar beton tersebut memiliki tingkat kekuatan yang kokoh dan daya tahannya awet. Salah satu caranya adalah dengan menyesuaikan bahan-bahan penyususn adukan beton terhadap lokasi di mana beton tersebut akan dibangun. Pada dasarnya, beton adalah bahan bangunan yang terbuat dari campuran semen, agregat, dan air. Ada dua macam agregat yang biasa digunakan yaitu agregat kasar (kerikil) serta agregat halus (pasir). Kadang-kadang ditambahkan juga zat aditif ke dalam adukan beton untuk tujuan tertentu. Misalnya agar beton cepat mengering, tahan terhadap air, memiliki warna, dan sebagainya. Bagaimana proses suatu beton dibuat? Di bawah ini panduannya  Bahan yang dibutuhkan : Semen Pasir Kerikil Air Alat

Cara Mudah Menghitung Volume Pondasi cor beton

Bagaimana cara menghitung volume pondasi secara matang? Berada di bagian paling dasar, pondasi berfungsi sebagai penopang berdirinya suatu bangunan. Oleh karena itu, kekuatan pondasi pun berpengaruh besar terhadap tingkat kekokohan, keamanan, dan keawetan bangunan yang berdiri tegak di atasnya. Dalam  membuat pondasi , kita harus memperhitungkan aspek-aspek terkait pembangunan pondasi secara matang. Di antaranya ialah volume dari pondasi yang akan dibuat. Hal ini dimaksudkan agar proses pembuatan pondasi bisa berjalan efektif. Bayangkan jika pembangunan dilakukan tanpa perhitungan, besar kemungkinan akan banyak sumber daya yang berakhir sia-sia. Penghitungan Volume Pondasi Pada dasarnya,  pondasi bangunan  memiliki bentuk balok yang memanjang. Jadi volumenya bisa diketahui dari menghitung luas penampang dikalikan dengan panjang pondasi tersebut. Ada dua bentuk penampang pondasi yang banyak dibuat yaitu persegi dan trapesium. Pondasi berpenampang trapesium dinilai le