Langsung ke konten utama

Cara Menghitung Volume RAB Balok Beton, Pelat Lantai, dan Kolom


Bagaimanakah cara menghitung volume balok beton, pelat lantai, dan kolom bangunan? Tahukah anda, bagian-bagian dari konstruksi bangunan yang mempunyai pengaruh besar terhadap faktor kekuatan dan daya tahannya adalah balok, pelat, dan kolom. Ketiga struktur bangunan ini sama-sama dibuat dengan menggunakan prinsip beton bertulang yakni menggabungkan beton dengan baja tulangan. Tidak heran, baik balok beton, pelat lantai, dan kolom kuat terhadap gaya tekan dan gaya tarik.
Di dalam perhitungan RAB (Rencana Anggara Biaya) untuk pembuatan balok, pelat, dan kolom Anda perlu mengetahui volume dari masing-masing struktur tersebut. Tujuannya agar Anda bisa merencanakan jumlah kebutuhan anggaran yang sesuai untuk pengadaan cor beton dan tulangan baja. Begitupun saat Anda berniat memesan jasa beton curah siap pakai (readymix concrete), maka anggaran yang harus dikeluarkan pun dapat dihitung dengan tepat.
Pada dasarnya volume beton bertulang dapat diketahui dengan memakai rumus luas alas dikali tinggi. Kebanyakan sloof, pelat, dan kolom dibuat dalam bentuk balok sehingga rumus perhitungan volumenya ialah panjang dikali lebar dikali tinggi. Begitupun jika Anda berniat membangun kolom berbentuk tabung, maka rumus volumenya adalah π dikali kuadrat dari jari-jari penampang. Karena pembuatan beton bertulang umumnya terdiri dari berbagai ukuran, sebaiknya perhitungan ini dikelompokkan dulu berdasarkan ukuran yang ada.



Sloof

Sloof (balok beton) merupakan struktur bangunan yang terletak di dalam tanah dan tepat di atas pondasi. Sloof berfungsi untuk menopang dinding dan meneruskan beban ke pondasi. Jadi pembuatan sloof harus mengikuti sketsa rumah di mana dinding akan didirikan.
Cara perhitungan volume balok beton sebenarnya mudah saja. Anda tinggal mengelompokkan sloof tersebut menurut ukurannya dan menerapkan rumus volume balok. Sebagai contoh untuk mencari volume balok beton pada gambar di atas, perhitungannya adalah :
Rumus

V sloof = V sloof biru + V beton hijau

V sloof = 3 x (P1 x L1 x T1) + 2 x (P2 x L2 x T2)



Pelat Lantai

Pelat lantai yaitu struktur bangunan berupa lantai tingkat yang tidak berada di atas tanah secara langsung. Jadi yang dimaksud pelat lantai adalah beton bertulang yang dibingkai balok beton dan ditopang kolom. Pelat lantai ini digunakan untuk membangun konstruksi di lantai dua, lantai tiga, dan seterusnya.
Ada dua rumus yang dapat digunakan untuk menghitung volume pelat lantai. Rumus pertama dipakai untuk mengetahui volume beton yang diperlukan dalam rencana pengecoran dengan mencari tahu volume bersih pelat lantai. Sedangkan rumus kedua ditujukan untuk menghitung volume beton dalam penyusunan RAB dengan mencari tahu volume pelat lantai secara keseluruhan termasuk volume pelat lantai di atas beton.
Rumus I

V pelat bersih = jumlah pelat x (LA pelat x T pelat)

V pelat bersih = jumlah pelat x (P pelat x L pelat x T pelat)
Rumus II

V pelat kotor = LA lantai x T pelat

V pelat kotor = P lantai x L lantai x T pelat



Kolom Bangunan

Kolom adalah struktur yang berguna untuk meneruskan beban pelat ke pondasi. Letaknya yang berada di antara tembok juga membuat kolom berguna sebagai tempat melekatnya dinding. Terdapat dua jenis kolom berdasarkan fungsinya yaitu kolom utama dan kolom pembantu, di mana keduanya memiliki ukuran yang berbeda pula.
Untuk menghitung volume kolom, Anda perlu mengelompokkan dulu kolom yang akan dibuat menurut ukurannya. Lalu aplikasikan rumus pencarian volume balok untuk mengetahui volume suatu kolom. Berikutnya volume kolom tersebut dikalikan dengan jumlah kolom yang memiliki ukuran sama. Terakhir jumlahkan volume kolom kelompok A, volume kolom kelompok B, dan seterusnya untuk mendapatkan total volume kolom bangunan secara keseluruhan.
Rumus

V kolom = V kolom kelompok A + V kolom kelompok B

V kolom = jumlah kolom kelompok A x (P1 x L1 x T1) + jumlah kolom kelompok B x (P2 x L2 x T2)



Komentar

Postingan populer dari blog ini

CARA MENGHITUNG KEBUTUHAN SEMEN, PASIR, SPLIT DALAM PENGECORAN

Dibuat ringkasan........................................ Menghitung kebutuhan bahan untuk COR (1:2:3) Atau perbandingan  Semen : Pasir : Split = 1 : 2 : 3 Dasar Acuan 1 zak semen = 5 sekop pengki 1 zak semen = 1 dolak = 0,024 m3 (pendekatan ukuran zak semen 50kg = 10cm x 40cm x 60cm) 1 dolak semen : 2 dolak pasir : 3 dolak split atau 0.024 m3 semen : 0.048 m3 pasir : 0.072 m3 split. Nah sekarang misal kita ingin membuat dak dengan ukuran 10 m x 6m dengan tebal 10 cm berapa kebutuhan materialnya jika ingin dibangun dengan mutu beton 1:2:3 ? Volume beton = 10 x 6 x 0.1 = 6 m3 Total campuran tersebut adalah 1+2+3 = 6, itu berarti 1/6 adalah semen, 2/6 adalah Pasir, dan 3/6 adalah split. Maka kebutuhan semen : 6 m3 x 1/6 = 1 m3 ; Pasir : 6 m3 x 2/6 = 2m3 ; Split : 6 m3 x 3/6 = 3 m3 1 m3 semen adalah 1 : 0,024 = 41.6 = 42 zak semen Selanjutnya sudah bisa di perkirakan berapa harga 42 zak semen. 2 kubik pasir. 3 kubik split. Daftar komposisi beton sesuai standar yg berlaku

Cara membuat cor beton K 100, K 125, K 150, K 175, K 200, K 225, K 250, K 275, K 300, K 325, atau K 350. komposisi sesuai SNI DT-91-0008-2007

Proses pembuatan beton harus dilakukan dengan cara yang sedemikian rupa supaya hasilnya berkualitas bagus. Selain workabilitas-nya tinggi, beton yang baik juga perlu mempunyai sifat kohesi yang tinggi pula, khususnya ketika masih dalam kondisi plastis. Hal ini dimaksudkan agar beton tersebut memiliki tingkat kekuatan yang kokoh dan daya tahannya awet. Salah satu caranya adalah dengan menyesuaikan bahan-bahan penyususn adukan beton terhadap lokasi di mana beton tersebut akan dibangun. Pada dasarnya, beton adalah bahan bangunan yang terbuat dari campuran semen, agregat, dan air. Ada dua macam agregat yang biasa digunakan yaitu agregat kasar (kerikil) serta agregat halus (pasir). Kadang-kadang ditambahkan juga zat aditif ke dalam adukan beton untuk tujuan tertentu. Misalnya agar beton cepat mengering, tahan terhadap air, memiliki warna, dan sebagainya. Bagaimana proses suatu beton dibuat? Di bawah ini panduannya  Bahan yang dibutuhkan : Semen Pasir Kerikil Air Alat

Cara Mudah Menghitung Volume Pondasi cor beton

Bagaimana cara menghitung volume pondasi secara matang? Berada di bagian paling dasar, pondasi berfungsi sebagai penopang berdirinya suatu bangunan. Oleh karena itu, kekuatan pondasi pun berpengaruh besar terhadap tingkat kekokohan, keamanan, dan keawetan bangunan yang berdiri tegak di atasnya. Dalam  membuat pondasi , kita harus memperhitungkan aspek-aspek terkait pembangunan pondasi secara matang. Di antaranya ialah volume dari pondasi yang akan dibuat. Hal ini dimaksudkan agar proses pembuatan pondasi bisa berjalan efektif. Bayangkan jika pembangunan dilakukan tanpa perhitungan, besar kemungkinan akan banyak sumber daya yang berakhir sia-sia. Penghitungan Volume Pondasi Pada dasarnya,  pondasi bangunan  memiliki bentuk balok yang memanjang. Jadi volumenya bisa diketahui dari menghitung luas penampang dikalikan dengan panjang pondasi tersebut. Ada dua bentuk penampang pondasi yang banyak dibuat yaitu persegi dan trapesium. Pondasi berpenampang trapesium dinilai le